Senin, 30 Desember 2013

Sebuah gambaran cita rasa barakah, yang hadir untuk mengasah kepekaan CINTA...


Oleh : Hasbi Wahyudi

Maka jadilah tiga perayaan cinta. Merayakan cinta dengan barakah dalam hal-hal yang kita sukai, merayakan cinta dengan barakah pada hal-hal yang tak kita sukai, dan merayakan cinta dalam penyatuan sejati, penyatuan dalam kebaikan.

Barakah itu membawakan senyum meski air mata menitik-nitik. Barakah itu menyergapkan rindu ditengah kejengkelan. Barakah itu menyediakan rengkuhan dan belaian lembut disaat dada kita sesak oleh masalah.


Karena ada konsep yang dinamakan barakah, kita tidak diperkenankan mengukur badan orang dengan baju kita sendiri. Pada pemandangan yang tak tertembus oleh penilaian subjektif kita itu, dari pada berkomentar yang sifatnya “iri tanda tak mampu”, akan jauh lebih baik kita memuji Allah atas kebesarannya.

Dulu aku pernah menganggap bahwa membenci sebuah perbuatan tanpa membenci orangnya adalah omong kosong dan mustahil. Tetapi sekarang aku merasa bahwa aku sudah bertahun-tahun melakukannya pada seseorang : diriku sendiri!

Barakah adalah hadirnya nilai-nilai kebaikan ditiap kondisi. Barakah adalah semakin terpujinya diri disisi Ilahi Rabbi. Barakah adalah, ketika bertegak nilai-nilai keshalihan dikala kita berdiri, duduk merenung, atau berbaring meniti mimpi.

Memang ada waktu untuk mengingat kekurangan, tapi kelak ada waktu untuk terpesona pada kelebihan. Ada waktu untuk menguji, kelak ada waktu untuk memuji. Ada waktu untuk memahami, dan kelak ada waktu untuk mengagumi.

Kita semua berharap pada Allah agar dikarunia hati seorang mu’min. Hati yang yang bukan hanya berujud telaga, tapi berupa tujuh samudra yang tawar rasanya.

Seorang perempuan seperti gelombang, kemampuannya mencintai seseorang naik dan turun. seorang lelaki seperti karet gelang, ia secara otomatis berubah-ubah antara membutuhkan kedekatan dan kemandirian.

Wanita sering mengungkapkan sesuatu secara tak langsung. Dan lelaki sering mengartikannya secara negatif. Maka kepada wanita, dinasehatkan untuk memakai kalimat langsung.
Orang yang sukses biasanya akan tersenyum saat ditanya tentang keberhasilannya. Sementara orang-orang yang gagal, akan banyak bercerita tanpa diminta.

Tidak seperti perasaan-perasan lain, cinta membutuhkan kata lebih dari apapun. Maka ketika cinta terkembang dalam jiwa, tiba-tiba kita merasakan sebuah dorongan tak terbendung untuk menyatakannya dalam kata.

Yang terpenting bukanlah kemana kau pergi, atau apa yang kau lakukan. Tetapi dengan siapa kau pergi!

Semua bermula dari hati. Ketika hati kita jernih, ada kesiapan untuk belajar lebih banyak, ada semangat yang besar untuk menambah ilmu, ada hasrat yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi semua orang. Dan setelah hati jernih, ada ilmu yang menerangi.

Tetapi disamping hati yang lapang dan jiwa yang penuh pengertian, akal dan fisik kita juga harus diajak mendengarkan. Kesedihan hati itu harus diekspresikan oleh kesediaan apa-apa yang tampak.

Menerangkan sesuatu tanpa diminta, kadang menunjukan salah satu diantara dua hal, kesombongan atau kebodohan kita. Meski dibutuhkan pun, menerangkan pada waktu yang tidak tepat bisa bikin orang ngambek. Apa lagi jika tidak dibutuhkan?

Apabila seorang wanita mengungkapkan emosi-emosi negatif, umumnya dia sedang dalam proses untuk menemukan apa yang dirasakannya sebagai benar. Dia sedang bicara tentang perasaan-perasaannya, bukan fakta.

Seorang laki-laki, tumbuh dengan penghargaan karena penghargaan secara langsung membangun sisi kepribadiannya. Seorang wanita tumbuh dengan komunikasi, karena komunikasi secara langsung membangun sisi kewanitaannya.

Alangkah nikmat bagi laki-laki, jika saat didera masalah, ia berpikir dalam keheningan untuk memecahkannya. Sunyi dalam ‘gua’nya, adalah yang terbaik yang harus berikan padanya untuk menyelesaikan persoalan.



Renungan...
Kita dilahirkan telah memiliki CINTA. Akan tetapi, itu terkadang tertutup akan kebencian dan kesombongan. CINTA mampu menyatukan dua individu yang bersebelahan, CINTA mampu menutupi kekurangan, dan CINTA mampu menghadirkan semua cita rasa.
Akan tetapi, ingatlah...
CINTA mampu membuat kita dusta, CINTA mampu jatuhkan kita, dan CINTA mampu menutup kebenaran.
Maka....
Berbagi cintalah karena cinta-Nya, hargailah cinta karena cinta pemberian-Nya.
Teruslah merayakan cinta hingga akhir sejarah cinta kita, dimana cinta kan berakhir disaat tak ada akhir.

1 komentar:

  1. kurang faham dengan 3 perayan cinta yg di maksud paragraf pertama."merayakan cinta dengan barakah pada hal-hal yg tidak kita sukai" bgaimana maksudnya?

    BalasHapus