Oleh
: Hasbi Wahyudi
Maka jadilah tiga perayaan
cinta. Merayakan cinta dengan barakah dalam hal-hal yang kita sukai,
merayakan cinta dengan barakah pada hal-hal yang tak kita sukai, dan
merayakan cinta dalam penyatuan sejati, penyatuan dalam
kebaikan.
Barakah
itu membawakan senyum meski air mata menitik-nitik. Barakah itu menyergapkan
rindu ditengah kejengkelan. Barakah itu menyediakan rengkuhan dan belaian
lembut disaat dada kita sesak oleh masalah.
Karena ada konsep yang
dinamakan barakah, kita tidak diperkenankan mengukur badan orang dengan
baju kita sendiri. Pada pemandangan yang tak tertembus oleh penilaian subjektif
kita itu, dari pada berkomentar yang sifatnya “iri tanda tak mampu”, akan jauh
lebih baik kita memuji Allah atas kebesarannya.
Dulu
aku pernah menganggap bahwa membenci sebuah perbuatan tanpa membenci orangnya
adalah omong kosong dan mustahil. Tetapi sekarang aku merasa bahwa aku sudah
bertahun-tahun melakukannya pada seseorang : diriku sendiri!
Barakah
adalah hadirnya nilai-nilai kebaikan ditiap kondisi. Barakah adalah semakin
terpujinya diri disisi Ilahi Rabbi. Barakah adalah, ketika bertegak nilai-nilai
keshalihan dikala kita berdiri, duduk merenung, atau berbaring meniti mimpi.
Memang
ada waktu untuk mengingat kekurangan, tapi kelak ada waktu
untuk terpesona pada kelebihan. Ada waktu untuk menguji,
kelak ada waktu untuk memuji. Ada waktu untuk memahami,
dan kelak ada waktu untuk mengagumi.
Kita semua berharap
pada Allah agar dikarunia hati seorang mu’min. Hati yang yang bukan
hanya berujud telaga, tapi berupa tujuh samudra yang tawar rasanya.
Seorang
perempuan seperti gelombang, kemampuannya mencintai seseorang naik dan turun.
seorang lelaki seperti karet gelang, ia secara otomatis
berubah-ubah antara membutuhkan kedekatan dan kemandirian.
Wanita sering
mengungkapkan sesuatu secara tak langsung. Dan lelaki sering
mengartikannya secara negatif. Maka kepada wanita,
dinasehatkan untuk memakai kalimat langsung.
Orang yang sukses
biasanya akan tersenyum saat ditanya tentang keberhasilannya. Sementara
orang-orang yang gagal, akan banyak bercerita tanpa diminta.
Tidak
seperti perasaan-perasan lain, cinta membutuhkan kata lebih dari
apapun. Maka ketika cinta terkembang dalam jiwa, tiba-tiba kita merasakan
sebuah dorongan tak terbendung untuk menyatakannya dalam kata.
Yang terpenting
bukanlah kemana kau pergi, atau apa yang kau lakukan. Tetapi dengan siapa
kau pergi!
Semua
bermula dari hati. Ketika hati kita jernih, ada kesiapan untuk
belajar lebih banyak, ada semangat yang besar untuk menambah ilmu, ada hasrat
yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi semua orang. Dan setelah hati
jernih, ada ilmu yang menerangi.
Tetapi disamping hati
yang lapang dan jiwa yang penuh pengertian, akal dan fisik kita juga
harus diajak mendengarkan. Kesedihan hati itu harus diekspresikan oleh
kesediaan apa-apa yang tampak.
Menerangkan
sesuatu
tanpa diminta, kadang menunjukan salah satu diantara dua hal,
kesombongan atau kebodohan kita. Meski dibutuhkan pun, menerangkan pada waktu
yang tidak tepat bisa bikin orang ngambek. Apa lagi jika tidak dibutuhkan?
Apabila seorang wanita
mengungkapkan emosi-emosi negatif, umumnya dia sedang dalam proses untuk
menemukan apa yang dirasakannya sebagai benar. Dia sedang bicara tentang
perasaan-perasaannya, bukan fakta.
Seorang
laki-laki, tumbuh dengan penghargaan karena penghargaan
secara langsung membangun sisi kepribadiannya. Seorang wanita tumbuh dengan komunikasi,
karena komunikasi secara langsung membangun sisi kewanitaannya.
Alangkah nikmat bagi laki-laki, jika saat didera
masalah, ia berpikir dalam keheningan untuk memecahkannya. Sunyi dalam
‘gua’nya, adalah yang terbaik yang harus berikan padanya untuk menyelesaikan
persoalan.
Renungan...
Kita dilahirkan telah
memiliki CINTA. Akan tetapi, itu terkadang tertutup akan kebencian dan
kesombongan. CINTA mampu menyatukan dua individu yang bersebelahan, CINTA mampu
menutupi kekurangan, dan CINTA mampu menghadirkan semua cita rasa.
Akan tetapi,
ingatlah...
CINTA mampu membuat
kita dusta, CINTA mampu jatuhkan kita, dan CINTA mampu menutup kebenaran.
Maka....
Berbagi cintalah karena
cinta-Nya, hargailah cinta karena cinta pemberian-Nya.
Teruslah merayakan cinta
hingga akhir sejarah cinta kita, dimana cinta kan berakhir disaat tak ada
akhir.
kurang faham dengan 3 perayan cinta yg di maksud paragraf pertama."merayakan cinta dengan barakah pada hal-hal yg tidak kita sukai" bgaimana maksudnya?
BalasHapus